Awalnya, ia sama sekali tidak berniat menghadiri pernikahan mantannya. Bahkan nama Fadhil 114 yang tertera di sudut amplop pun tidak menarik perhatiannya. Namun begitu undangan itu dibuka, tampilan elegan dan rapi khas Fadhil 114 membuatnya berhenti sejenak. Tekstur kertas BC 150 gsm, lipatan softcover yang lembut, dan desain bersih membuat undangan ini terasa berbeda seolah dibuat dengan penuh penghargaan untuk setiap penerima. Tiba-tiba, enggannya mulai goyah. Undangan ini seperti berkata bahwa kehadirannya tetap berarti, meski hanya sebagai tamu yang datang untuk memberi restu.

Setelah memperhatikan detailnya, ia baru sadar bahwa Fadhil 114 bukan sekadar blangko undangan biasa. Ukurannya pas saat terlipat 14,5 × 20,2 cm, tampak proporsional ketika dibuka menjadi 29 × 20,2 cm, lengkap dengan pond yang rapi dan plastik pembungkus 15 × 22 cm yang menjaga undangan tetap bersih. Tidak ada foil berlebihan justru kesederhanaannya yang membuatnya elegan. Dengan model lipat dua yang klasik dan desain yang mudah dikustomisasi, undangan ini memadukan kesan formal dan hangat secara bersamaan.

Akhirnya, ia tersenyum kecil. Jika mantannya memilih Fadhil 114 sebagai undangan, mungkin acara itu memang disiapkan dengan tulus dan penuh niat baik. Keengganannya pun berubah menjadi keikhlasan untuk hadir. Pada akhirnya, undangan ini bukan hanya mengajak seseorang datang ke acara, tetapi juga membantu menyelesaikan cerita yang sempat tertunda. Fadhil 114 berhasil melakukan apa yang kata-kata tidak mampu: menyentuh hati dengan cara yang sederhana namun bermakna.